Profil Desa Sarwogadung

Ketahui informasi secara rinci Desa Sarwogadung mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sarwogadung

Tentang Kami

Profil Desa Sarwogadung, Mirit, Kebumen. Mengupas tuntas potensi agraris, basis peternakan entok sebagai penggerak ekonomi lokal, serta dinamika pemerintahan dan kehidupan sosial masyarakat di pesisir selatan Jawa Tengah yang terus berkembang.

  • Pusat Ekonomi Agraris

    Salah satu lumbung padi dan sentra peternakan entok yang vital di Kecamatan Mirit, menopang kehidupan sebagian besar warganya.

  • Lokasi Strategis di Pesisir Selatan

    Berada di jalur strategis pesisir selatan Kebumen yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, memberikan potensi sekaligus tantangan tersendiri.

  • Pemerintahan Progresif dan Masyarakat Guyub

    Administrasi desa yang aktif dalam pembangunan didukung oleh tingginya partisipasi dan semangat gotong royong masyarakat.

Pasang Disini

Terletak di koridor pesisir selatan Kabupaten Kebumen, Desa Sarwogadung, Kecamatan Mirit, memantapkan posisinya sebagai salah satu desa agraris yang paling dinamis. Wilayah ini tidak hanya dikenal sebagai lumbung padi yang subur, tetapi juga merupakan pusat peternakan entok (Muscovy Duck) yang telah menjadi tulang punggung perekonomian bagi ribuan warganya. Dengan pengelolaan potensi yang terus dioptimalkan, Sarwogadung menjelma menjadi etalase keberhasilan pembangunan desa berbasis kearifan lokal.

Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

Desa Sarwogadung secara geografis berada di dataran rendah pesisir selatan Jawa Tengah, dengan ketinggian rata-rata hanya 8 meter di atas permukaan air laut. Lokasinya yang strategis di Kecamatan Mirit menjadikan desa ini sebagai salah satu gerbang penting di bagian timur Kabupaten Kebumen. Secara administratif, letak Desa Sarwogadung sangat jelas terpetakan.

Berdasarkan data pemerintah desa dan pemetaan wilayah, Desa Sarwogadung berbatasan langsung dengan beberapa desa lain yang turut membentuk ekosistem sosial-ekonomi di sekitarnya. Di sebelah utara, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Krubungan. Di sisi timur, desa ini berbatasan dengan wilayah Kecamatan Prembun. Sementara itu, di sebelah barat, Sarwogadung berdampingan dengan Kecamatan Ambal dan di bagian selatan berbatasan dengan Desa Ngabeyan serta Desa Winong.

Luas wilayah Desa Sarwogadung mencakup area yang signifikan, didominasi oleh lahan persawahan irigasi teknis dan permukiman penduduk yang tertata. Dengan kontur tanah yang relatif datar, wilayah ini sangat ideal untuk pengembangan sektor pertanian tanaman pangan, terutama padi. Kedekatannya dengan jalur utama Daendels dan Samudra Hindia juga memberikan pengaruh besar terhadap iklim serta karakteristik sosial masyarakatnya.

Demografi dan Struktur Kependudukan

Berdasarkan data kependudukan terakhir, Desa Sarwogadung dihuni oleh ribuan jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup proporsional dengan luas wilayahnya. Struktur penduduknya didominasi oleh usia produktif, yang menjadi modal utama dalam menggerakkan roda perekonomian desa. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor agraris, yang terbagi menjadi dua subsektor utama: pertanian dan peternakan.

Petani penggarap sawah menjadi profesi yang paling banyak ditekuni oleh warga, diikuti oleh peternak entok yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, sebagian kecil warga lainnya bekerja sebagai pegawai negeri, karyawan swasta, pedagang, dan penyedia jasa. Tingginya angka partisipasi kerja di sektor pertanian dan peternakan menunjukkan betapa vitalnya kedua sektor ini dalam menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di Desa Sarwogadung. Tingkat pendidikan masyarakat juga terus membaik, seiring dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang mudah diakses di sekitar wilayah desa.

Perekonomian Desa: Lumbung Padi dan Sentra Entok Kebumen

Kekuatan ekonomi Desa Sarwogadung bertumpu pada dua pilar utama: pertanian padi dan peternakan entok. Lahan persawahan yang luas dan subur, didukung oleh sistem irigasi yang memadai, mampu menghasilkan panen padi yang melimpah sepanjang tahun. Komoditas padi dari Sarwogadung tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga dipasok ke berbagai pasar di Kabupaten Kebumen dan sekitarnya, menjadikannya salah satu lumbung padi andalan.

Namun yang menjadi ciri khas dan keunggulan kompetitif Desa Sarwogadung ialah perannya sebagai sentra peternakan entok. Hampir di setiap rumah warga dapat ditemukan kandang-kandang entok, baik dalam skala kecil untuk sampingan maupun skala besar sebagai usaha utama. Peternakan ini telah menjadi sebuah industri rakyat yang terorganisir, mulai dari pembibitan, penggemukan, hingga penjualan. Entok dari Sarwogadung terkenal memiliki kualitas yang baik, sehingga diminati oleh pasar untuk kebutuhan konsumsi daging maupun sebagai entok hias. Keberadaan usaha ini secara signifikan meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru.

Dalam sebuah Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes), Kepala Desa Sarwogadung, Akhmad, menegaskan komitmen pemerintah desa untuk terus mendorong sektor ekonomi. "Fokus kami adalah pemulihan dan penguatan ekonomi warga. Rencana pembangunan fasilitas seperti pasar desa yang dikelola oleh BUMDes diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat," ujarnya, seperti dikutip dari sebuah rilis berita. Inisiatif ini menunjukkan adanya visi jangka panjang untuk melembagakan potensi ekonomi lokal menjadi kekuatan yang lebih besar dan terstruktur.

Pemerintahan dan Layanan Publik

Roda pemerintahan di Desa Sarwogadung berjalan secara aktif dan terstruktur, berpusat di Balai Desa Sarwogadung yang beralamat di Jalan Gentan-Mirit KM 1. Di bawah kepemimpinan kepala desa dan jajaran perangkatnya, administrasi desa berupaya memberikan pelayanan publik yang optimal kepada masyarakat. Salah satu bukti nyata dari kinerja pemerintah desa ialah tingginya kesadaran dan ketaatan warga dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).Pada tahun 2023, Pemerintah Desa Sarwogadung berhasil menyelenggarakan program Pembayaran PBB Satu Hari Lunas (SHL), yang menunjukkan tingkat kepercayaan dan partisipasi publik yang tinggi. "Masyarakat desa Sarwogadung termasuk warga yang taat dan peduli membayar pajak. Kami optimis target PBB dapat lunas tepat waktu setiap tahunnya," ungkap Kepala Desa Akhmad dalam sebuah kesempatan. Keberhasilan program ini didukung oleh upaya jemput bola dan penyediaan insentif seperti doorprize untuk menarik minat warga.

Di bidang infrastruktur dan layanan dasar, desa ini telah memiliki akses jalan yang sebagian besar beraspal, jaringan listrik, serta fasilitas pendidikan berupa sekolah dasar. Untuk layanan kesehatan, warga dapat mengakses puskesmas pembantu dan posyandu yang rutin mengadakan kegiatan.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Desa Sarwogadung sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan kegotongroyongan. Budaya "guyub" atau kerukunan menjadi fondasi utama dalam interaksi sehari-hari, baik dalam kegiatan keagamaan, hajatan, maupun saat menghadapi musibah. Semangat gotong royong ini sering kali terlihat dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan atau membangun fasilitas umum.

Kegiatan keagamaan, yang mayoritas dianut oleh penduduk yakni Islam, berjalan dengan semarak di masjid-masjid dan musala yang tersebar di setiap pedukuhan. Selain sebagai tempat ibadah, fasilitas ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan keagamaan bagi anak-anak. Tradisi dan budaya Jawa masih dipegang teguh oleh sebagian besar masyarakat, yang tercermin dalam upacara-upacara adat seperti pernikahan dan selamatan.

Potensi dan Tantangan Masa Depan

Menatap ke depan, Desa Sarwogadung memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap. Sektor peternakan entok, jika dikelola lebih modern melalui pembentukan koperasi atau BUMDes yang fokus pada pengolahan dan pemasaran, dapat meningkatkan nilai jual secara signifikan. Potensi pengembangan agrowisata berbasis pertanian dan peternakan juga terbuka lebar, di mana pengunjung dapat belajar langsung mengenai budidaya padi dan entok. Sebuah inisiatif yang pernah dirintis bersama mahasiswa KKN, yaitu "Kampung Lampion," menunjukkan adanya keinginan untuk mengembangkan potensi wisata kreatif di desa ini.

Meskipun demikian, tantangan juga membentang di hadapan. Sebagai wilayah pesisir, ancaman abrasi dan dampak perubahan iklim terhadap siklus pertanian menjadi isu krusial yang memerlukan mitigasi. Fluktuasi harga jual gabah dan entok di pasaran juga menjadi tantangan bagi stabilitas pendapatan warga. Oleh karena itu, diversifikasi usaha dan penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi desa menjadi agenda penting untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Desa Sarwogadung di masa mendatang.